Dia adalah anak dari Zaid bin haritsah, dan ibu Usamah bernama Ummu Aiman yang merupakan pembantu Ibunda Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam, dialah yang telah mengasuh Rosululloh sewaktu kecil, bahkan sampai Ibunda Rosululloh sudah meninggal pun Ummu Aiman masih mengasuh Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga ketika Usamah lahir, Rosululloh sangat bergembira dengan kehadirannya walau beliau sedang dihimpit kesusahan karena perlakuan kaum quraisy. Maka para sahabat pun merasa gembira dengan kelahiran Usamah, karena para sahabat merasa bahwa kebahagiaan yang Rosululloh rasakan adalah kebahagiaan mereka juga.
Rosululloh sangat menyayangi Usamah dan beliau telah mengangkatnya menjadi anak angkat. Dia menjadi sahabat beliau dan tempat mempercayakan rahasia. Dia menjadi salah seorang anggota keluarga dalam rumah tangga beliau dan orang yang sangat dikasihi dalam Islam. Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat Usamah menjadi panglima perang, sedang usia Usamah pada saat itu masih 18 tahun.
Beberapa sahabat sempat mempertanyakan keputusan beliau. Maka Rosululloh mendatangi para sahabat yang sedang berada di masjid nabawi. Setelah memuji Alloh dan mengucapkan syukur, beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, saya mendengar pembicaraan mengenai pengangkatan Usamah, demi Alloh, seandainya kalian menyangsikan kepemimpinannya, berarti kalian menyangsikan juga kepemimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah. Demi Alloh, Zaid sangat pantas memegang kepemimpinan, begitu juga dengan putranya, Usamah. Kalau ayahnya sangat aku kasihi, maka putranya pun demikian. Mereka adalah orang yang baik. Hendaklah kalian memandang baik mereka berdua. Mereka juga adalah sebaik-baik manusia di antara kalian.”
Maka para sahabat pun menuruti apa yang dikatakan oleh Rosululloh , berbuat baik pada Usamah dan mentaati perintah darinya dalam peperangan tersebut.
Pendengar yang budiman. Demikianlah sedikit kisah mengenai Usamah bin Zaid, Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkatnya menjadi panglima perang pada saat Usamah masih muda.
Para sahabat merasa gembira dengan kelahiran Usamah, karena mereka mengikuti perasaan yang dialami oleh Rosululloh yang gembira dengan kelahiran usamah, disinilah letak hikmah yang dapat kita ambil yaitu betapa indahnya islam, bukan hanya dalam ibadah saja kita perlu mencontoh Rosululloh, akan tetapi perasaan dan sikap dari Rosululloh juga perlu untuk kita contoh, bagaimana beliau merasa gembira dan bagaimana beliau merasa sedih. Disitulah letak keindahan dalam islam. Kisah yang paling indah adalah kisah dalam mengenang kepibadian Rosululloh, menjadikan bertambahnya iman kepada Alloh dan mendapat pahala karenanya.
Rosululloh telah mengangkat Usamah menjadi panglima perang ketika usianya masih muda, akan tetapi sebagian sahabat tidak mengetahui apa hikmah dibalik semua ini, dan bertanya kepada beliau. Akan tetapi Rosululloh menegaskan kepada para sahabat bahwa Usamah adalah sangat pantas memegang kepemimpinan. Inilah hikmah yang dapat kita ambil, yaitu sesuatu yang Rosululloh tetapkan pasti akan ada hikmah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, walaupun hasilnya tidak dirasakan dalam waktu dekat, akan tetapi pasti, kemanfaatan itu akan tampak dengan nyata. Tiada hal yang sia-sia.
Lebih dari itu, hikmah yang dapat kita ambil darinya adalah keharusan menghormati pimpinan walaupun dia adalah seorang yang kecil dan muda usianya. Seorang pimpinan tidaklah dipandang dari kekurangan fisik pada dirinya. Akan tetapi lihatlah pada kemampuan dirinya dalam memimpin dan memecahkan suatu masalah. Wallohu ‘alam…..
0 comments:
Post a Comment