Thursday 8 September 2011

0 sama seperti pemimpin kita





Suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khaththab r.a. dikirim harta yang banyak. Beliau memanggil salah seorang pembatu yang berada di dekatnya. “Ambillah harta ini dan pergilah ke rumah Abu Ubaidah bin Jarrah, lalu berikan wang tersebut. Setelah itu berhentilah sesaat di rumahnya untuk melihat apa yang ia lakukan dengan harta tersebut,” begitu perintah Umar kepadanya.
Rupanya Umar ingin melihat bagaimana Abu Ubaidah menggunakan hartanya. Ketika pembantu Umar sampai di rumah Abu Ubadah, ia berkata, “Amirul Mukminin mengirimkan harta ini untuk Anda, dan beliau juga berpesan kepada Anda, ‘Silakan pergunakan harta ini untuk memenuhi keperluan hidup apa saja yang Anda kehendaki’.”

Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah mengaruniainya keselamatan dan kasih sayang. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang berlipat.” Kemudian ia berdiri dan memanggil hamba sahaya wanitanya. “Kemarilah. Bantu aku membagi-bagikan harta ini!.” Lalu mereka mulai membagi-bagikan harta pemberian Umar itu kepada para fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan dari kaum muslimin, sampai seluruh harta ini habis diinfakkan.

Pembantu Umar pun kembali pulang. Umar pun memberinya wang sebesar empat ratus dirham seraya berkata, “Berikan harta ini kepada Muadz bin Jabal!” Umar ingin melihat apa yang dilakukan Muadz dengan harta itu. Maka, berangkatlah si pembantu menuju rumah Muadz bin Jabal dan berhenti sesaat di rumahnya untuk melihat apa yang dilakukan Muadz terhadap harta tersebut.

Muadz memanggil hamba sahayanya. “Kemarilah, bantu aku membagi-bagikan harta ini!” Lalu Muadz pun membagi-bagikan hartanya kepada fakir miskin dan mereka yang memerlukan dari kalangan kaum muslimin hingga harta itu habis sama sekali di bagi-bagikan. Ketika itu istri Muadz melihat dari dalam rumah, lalu berkata, “Demi Allah, aku juga miskin.” Muadz berkata, “Ambillah dua dirham saja.”

Pembantu Umar pun pulang. Untuk ketiga kalinya Umar memberi empat ribu dirham, lalu berkata, “Pergilah ke tempat Saad bin Abi Waqqash!” Ternyata Saad pun melakukan apa yang dilakukan oleh dua sahabat sebelumnya. Pulanglah sang pembantu kepada Umar. Kemudian Umar menangis dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah.”

Begitulah para sahabat ketika mendapat harta. Tidak sampai sehari harta itu diinfakkan dengan begitu ringannya.
Suatu hari Thalhah bin Ubaidillah r.a. pulang ke rumah dengan membawa wang sebanyak seratus ribu dirham. Istrinya mendapati raut wajah Thalhah begitu bersedih.
Sang istri bertanya, “Apa yang terjadi padamu, wahai suamiku?” Thalhah menjawab, “Harta yang banyak ini, aku takut jika bertemu dengan Allah, lalu aku ditanya tentang dirham ini satu per satu.”

Istrinya lalu berkata, “Ini masalah yang sangat mudah. Mari kita bagi-bagikan harta ini. Bawalah harta ini dan bagikan kepada para fakir miskin yang ada di Kota Madinah.”
Thalhah pun bersama istrinya meletakkan harta itu di sebuah wadah, lalu membagi-bagikan kepada para fakir miskin dan orang-orang yang memerlukan. Setelah itu ia kembali ke rumah dan berkata, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan diriku bertemu dengan-Nya sedangkan aku dalam keadaan bersih dan suci.”

Subhanallah………
Begitu mudahnya mereka melepaskan harta yang dimilikinya untuk dibelanjakan di jalan Allah SWT. Tidak sedikitpun para sahabat ini mementingkan kehidupan dunia mereka. Justru sebaliknya, mereka seperti berlomba-lomba menyedekahkan hartanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di akhirat kelak.
Mampu kah (atau lebih tepatnya MAHUKAH) kita meneladani apa yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah saw diatas?

wallahualam
inshaallah ...

0 comments:

Post a Comment

Langit yang tujuh dan bumi serta sekalian makhluk yang ada padanya, sentiasa mengucap tasbih bagi Allah; dan tiada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujiNya; akan tetapi kamu tidak faham akan tasbih mereka. Sesungguhnya Ia adalah Maha Penyabar, lagi Maha Pengampun. (Al-Israa' 17:44)

aku adalah sepertimana sangkaan hambaku dan aku bersama denganya ketika ia mengingati aku .jika ia ingat kepada aku di dalam hatinya ,aku ingat kepadanya di dalam hati ku .dan jika ia ingat kepada ku di khalayak ramai ,nescaya aku pun ingat kepadanya dalam khalayak ramai yang lebih baik .dan jika ia mendekati kepada ku sejengkal ,aku pun mendekatinya sehasta .dan jika ia mendekati ku sehasta ,nescaya aku mendekatinya sedepa .dan jika ia datang kepada ku berjalan ,maka aku datang kepadanya sambil berlari
(hadis qudsi riwayat syaikhan dan tarmizi dari abu hurairah ra)

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.(Ar-Ra'd 13:28)

Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu (dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya Aku membalas kamu dengan kebaikan; dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan janganlah kamu kufur (akan nikmatKu).(Al-Baqarah 2:152)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Popular posts

 

mencari kebenaran Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates